A. Definisi Pengambilan
Keputusan
Keputusan
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai
unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya
merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa
alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan
itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil
keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan
dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin
yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang
demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Kemudian terdapat
definisi menurut para ahli, antara lain :
a.
Menurut George R. Terry :
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.
b.
Menurut Sondang P. Siagian :
Pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling cepat.
c.
Menurut James A. F. Stoner :
Pengambilan
keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.
Dari
definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh
sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan
untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya
telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya
harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang
ada.
Dasar Pengambilan
Keputusan :
Menurut George R.
Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
1.
Intuisi :
Suatu proses bawah
sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat
subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
a) Segi
positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
-
Waktu yang digunakan untuk mengambil
keputusan relatif lebih pendek.
-
Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas,
pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
-
Keampuan mengambil keputusan dari
peng-ambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
b) Segi
negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
-
Keputusan yang dihasilkan relatif kurang
baik.
-
Sulit mencari alat pembandingnya,
sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
-
Dasar-dasar lain dalam pengambilan
keputusan seringkali diabaikan.
-
Pengalaman
2.
Pengalaman :
Pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis. Karena pengalaman seseorang
dapat mempekira-kan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya,
baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya
dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
3.
Fakta :
Pengambilan
keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan
baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang
dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
4.
Wewenang :
Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap
bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan
berdasarkan we-wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
a) Segi
positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
-
Kebanyakan penerimanya adalah bawahan,
terlepas apakah penerimaan tsb secara su-karela ataukah terpaksa.
-
Keputusannya dapat dapat bertahan dalam
jangka waktu yg cukup lama.
-
Memiliki otentisitas (otentik).
b) Segi
negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
-
Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
-
Mengasosiakan dengan praktek
dictatorial.
-
Sering melewati permasalahan yg
seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-kan kekaburan.
5.
Rasional :
Pada
pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan
ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan
hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati
kebenaran atau se-suai dgn apa yg diinginkan.
Ada
beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional
:
a. Kejelasan
masalah.
b. Orientasi
tujuan.
c. Pengetahuan
alternative.
d. Preferensi
yang jelas.
e. Hasil
maksimal.
B. Jenis Keputusan
Organisasi
Jenis
keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu
yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi
harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi
mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar
jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Keputusan
Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang
sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk
mengendalikannya.
2. Keputusan
tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan
yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
C. Faktor yang
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil
keputusan sebagai berikut :
- hal-hal yang berwujud maupun
tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan;
- setiap keputusan nantinya harus
dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
- setiap keputusan janganlah
berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
- jarang sekali ada 1 pilihan
yang memuaskan;
- pengambilan keputusan merupakan
tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi
tindakan fisik;
- pengambilan keputusan yang
efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
- diperlukan pengambilan
keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
- setiap keputusan hendaknya
dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu
betul; dan
- setiap keputusan itu merupakan
tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan, yaitu :
a. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh,
seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah
laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan.
b. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan
bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
c. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang
mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
d. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan
kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
e. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang
ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan
individual.
f. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan
politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik
suatu tingkah laku tertentu.
SUMBER :
http://www.mdp.ac.id/materi/2010-2011-2/SI348/052103/SI348-052103-772-3.ppt
http://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-5-dan-6-definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/
http://idhoidhoy.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Posting Komentar