Hidup bermasyarakat yaitu sebuah
hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang
terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan
dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi. Hubungan antar
individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang
telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi
alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan
yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah
bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan
oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir
keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua
masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan
antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati
perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti
itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya
adalah Pertentangan sosial dan integritas masyarakat.
Pertentang sosial menurut saya
adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat. Dimana
ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan
suatu perselisihan diantara mereka. Banyak sekali pertentangan sosial yang
terjadi di Dunia ini. Seperti contohnya perak Irak yang kunjung selesai, dan
kalau menusuri indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka), PT.freepot yang
terjadi di Papua.
SUMBER KONFLIK SOSIAL
Konflik yang terjadi pada manusia
bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang
terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan
terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya
bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata
tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang
sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Kesimpulannya sumber konflik itu
sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa
menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal
tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional. Pada
umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut: (1) perbedaan
kebutuhan, nilai, dan tujuan, (2) langkanya sumber daya seperti kekuatan,
pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi, dan (3) persaingan.
Ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber
daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu penghargaan serta
hak-hak istimewa muncul, konflik kepentingan akan muncul (Johnson &
Johnson, 1991).
Menurut Anoraga (dalam Saputro,
2003) suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada
pihak yang dirugikan, dan perasaan sensitif. Yaitu :
1) Perbedaan
pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena
pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada
yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat
tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2) Salah
paham
Salah paham merupakan salah satu
hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang
tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
3) Ada
pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin
dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak
lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau
bahkan membenci.
4) Perasaan sensitif
Seseorang yang terlalu perasa
sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain. Contoh, mungkin tindakan
seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan.
FAKTOR PENYEBAB KONFLIK
1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata
ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya,
ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap
warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi
ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang
mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial
sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak
pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi
nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam
organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi
individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak
ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani
konflik.
Terdapat 5 kecenderungan:
• Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
• Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
• Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi
kerugian
• Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan
hubungan
• Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk
bekerja bersama-sama.
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Pendekatan penyelesaian konflik
oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama
dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang
memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok
dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua
kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.
Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang
memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Pengertian Integrasi Sosial
Secara arti kata Integrasi
berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam hal ini integrasi sosial dimaknai sebagai
proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Sedangkan definisi lain dari integrasi adalah suatu keadaan di mana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Sehingga
integrasi memiliki dua pengertian, yaitu :
- Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu.
- Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Dalam pengertian sempit integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan,
disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau
kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar
meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun
konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota
masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat
secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa
adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.
Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkuranmgnya
sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat secara keseluruhan. Integrasi
masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di
dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, mengdeskriditkan
pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan
tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi
bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi
prasangka.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme integrasi sosial dalam
masyarakat senantiasa terkait dengan dua landasan berikut :
- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus
(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
- Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi
anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap
konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya
akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities)
dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Sehingga definisi dari integrasi sosial dalam masyarakat dapat diartikan
sebagai kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu,
keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga
menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai
yang sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi,
asimilasi dan berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat
secara keseluruhan.
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang
ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi,
mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling
melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.
Bentuk - Bentuk Integrasi Sosial
Bentuk integrasi sosial dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:
- Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi sosial ini terlihat
dari pembentukan tatanan sosial yang baru yang menggantikan budaya Asli.
Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan sosial yang primitif
dan rasis. Maka dari itu budaya Asli yang bertentangan dengan norma dan
mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan tatanan sosial baru
yang dapat menyatukan beragam latar belakang sosial.
- Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan
kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternatif tersendiri dalam menyikapi
interaksi sosial, hal ini didasarkan pada nilai-nilai sosial masyarakat yang
beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai-nilai baru yang ditanamkan pada
masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi
sosial.
Faktor - Faktor untuk mencapai Integrasi Sosial dalam Masyarakat
Integrasi sosial dalam masyarakat dapat dicapai apabila unsur-unsur sosial
saling berinteraksi.Selain itu norma-norma sosial dan adat istiadat yang baik
turut menjadi penunjang untuk mencapai integrasi sosial tersebut. Hal ini
dikarenakan norma-norma sosial dan adat istiadat merupakan unsur yang mengatur
perilaku dengan mengadakan tuntutan mengenai bagaimana orang harus bertingkah
laku.
Namun demikian tercapainya integrasi sosial dalam masyarakat memerlukan
pengorbananm, baik pengorbanan perasaan, maupun pengrobanan materil. Dasar dari
pengorbanan adalah langkah penyesuaian antara perbedaan perasaan, keinginan,
ukuran dan penilaian di dalam masyarakat tersebut. Maka dari itu norma
sosial sebagai acuan bertindak dan berprilaku dalam masyarakat akan memberikan
pedoman untuk seorang bagaimana bersosialisasi dalam masyarakat.
Adapun faktor - faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi
sosial dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:
- Faktor Internal : Kesadaran diri sebagai makhluk sosial, tuntutan kebutuhan,
dan semangat gotong royong.
- Faktor Eksternal : Tuntutan perkembangan zaman, persamaan kebudayaan,
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persaman visi,
misi, dan tujuan, sikap toleransi, adanya kosensus nilai, dan adanya tantangan
dari luar.
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
Untuk mencapai integrasi sosial dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua hal
berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam masyarakat :
1. Untuk meningkatkan integrasi sosial, maka pada diri masing-masing harus
mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan
sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu
dengan yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan dan saling
memahami antara satu sama lain, maka konflik pun dapat dihindarkan.
Untuk mencapai integrasi sosial seringkali konflik-pun tak terhindarkan , maka
perlu dicari beberapa bentuk yang mengakomodasi perbedaan tersebut. Maka dari
itu ditawarkanlah empat sistem berikut untuk mengurangi konflik yang terjadi,
antara lain:
1. Mengedepankan identitas bersama seperti sistem budaya yang berasaskan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Menerapkan sistem sosial yang bersifat kolektiva sosial dalam
masyarakat dalam segala bidang.
3. Membiasakan sistem kepribadian yang terintegrasi dengan nilai-nilai
sosial kemasyarakatan yang terwujud sdalam pola-pola penglihatan (persepsi),
perasaan (cathexis), sehingga pola-pola penilaian yang berbeda dapat disamakan
sebagai pola-pola keindonesiaan.
4. Mendasarkan pada nasionalime yang tidak diklasifikasikan atas
persamaan ras, melainkan identitas kenegaraan.
Setelah pembahasan diatas kita dapat memahami secara jelas makna dan fungsi
penting sebuah integrasi sosial dalam masyarakat. Seperti kita ketahui
Indonesia sebagai negara yang multi-etnis tentunya sangat rawan dengan konflik
SARA. Maka dari itu integrasi sosial hadir untuk mengharmonisasi masyarakat,
sehingga konflik tersebut dapat dicegah. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Sumber :
http://zarapintar.wordpress.com/2012/01/16/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
http://dalintaa.blogspot.com/2012/01/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html
Posting Komentar